ANDYWALL

IDENTIFY YOUR PASSION THEN DESIGN YOUR FUTURE

Pede Berbicara Apa Saja Tipsnya?

  
Andi.Co.Id, (27/12/2014)-Ini merupakan halaman yang saya sukai dari buku Larry King yang ingin saya bagikan kepada teman-teman bagi yang ingin berhasil berbicara satu lawan satu maupun di hadapan banyak orang.

DASAR-DASAR PERCAKAPAN YANG BERHASIL
  • Kejujuran
  • Sikap yang benar
  • Minat terhadap orang lain
  • Keterbukaan terhadap diri sendiri
Bicara itu seperti main golf, mengendarai mobil, atau mengelola toko-semakin sering Anda melakukannya semakin mahir dan semakin senang Anda melakukannya. Tetapi Anda harus mengetahui dasar-dasarnya terlebih dahulu.
Saya beruntung telah mencapai suatu tingkat keberhasilan dalam bicara. Barangkali saat membaca ini, Anda akan berpikir dalam hati, "Oh, Jelas! Dia dapat mengatakan bahwa bicara itu menyenangkan. Dia senang melakukannya."

Memang benar, bicara merupakan bakat alami bagi saya, tapi bukanlah mereka yang mempunyai kemampuan alami untuk suatu hal pun harus berusaha mengembangkannya? Bukankah orang yang berbakat pun harus mengubah bakat mereka menjadi keahlian?! Ted Williams, pemukul bisbol terbesar yang dikaruniai bakat alami lebih daripada siapa pun, mati-matian berlatih seperti orang lain. Luciano Pavarotti dilahirkan dengan suara indah, tetapi ia tetap harus belajar menyanyi.

Memang, saya mempunyai bakat alami dan kecenderungan untuk berbicara, tetapi saya pernah mengalami begitu banyak kejadian di mana bicara tidak semudah sekarang.

DEBUT SAYA YANG GAGAL

Kalau Anda pernah menikmati siarang dari sebuah stasiun radio di Miami Beach 37 tahun yang lalu dan menjadi saksi hari pertama saya siaran, Anda akan keheranan bahwa saya bisa bertahan, dan malah cukup berhasil, sebagai pembicara profesional.

Itu terjadi di stasiun WAHR, sebuah stasiun kecil berseberangan dengan kantor polisi, di First Street, dekat Washington, di pagi hari tanggal 1 Mei 1957. Tiga minggu saya berada di sana, berputar-putar, berharap dapat masuk ke dunia radio impian saya. General manager stasiun itu, Marshall Simmonds, mengatakan bahwa ia menyukai suara saya, tapi ia tidak mempunyai lowongan. Kata orang, saya tak perlu mengambil serius apa yang dia katakan-yaitu bahwa dia menyukai suara saya-karena konon itu hanya sopan santun untuk menolak saya.

waktu itu saya baru saja keluar dari Brooklyn. Saya tinggal bersama paman saya, Jack dan istrinya, di sebuah apartemen kecil dekat stasiun itu, sambil menunggu kesempatan kerja. Saya tak punya uang, dan sudah cukup beruntung dapat sekadar berteduh di rumah paman. Setiap hari saya datang ke stasiun itu, mengamati para disk jockey (DJ) yang sedang siaran. Saya senang menyaksikan penyiar yang membacakan berita, atau penyiar olahraga yang memberikan hasil-hasil olahraga.

Saya perhatikan dengan penuh kekaguman siaran-siaran langsung dari AP (American Press) dan UPI (United Press International). Saya tulis beberapa cerita pendek, berharap seseorang mau mengudarakannya. Tiba-tiba, setelah tiga minggu, seorang DJ yang bertugas pagi hari keluar. Marshall  memanggil saya ke kantornya di hari Jumat, dan memberitahu bahwa saya mendapat pekerjaan, mulai senin pagi jam sembilan. Saya memperoleh lima puluh lima dolar seminggu. Saya mengudara dari jam sembilan sampai sore, Senin sampai Jumat. Sore hari saya mengudarakan siaran berita dan olahraga sampai selesai jam lima.

Mimpi saya menjadi kenyataan! Tak hanya bekerja di radio-saya akan mengudara selama tiga jam tiap pagi, plus setenngah lusin kali atau lebih di sore hari. Saya akan mengudara sesering Arthur Godfrey, superstar CBS itu.

Saya tidak dapat tidur sepanjang akhir minggu itu. Saya terys melatih kata-kata yang akan saya ucapkan di radio. Jam delapan tiga puluh di hari pertama saya, saya benar-benar gelisah, bisa dibilang senewen. Saya minum kopi dan air untuk mulut dan kerongkongan saya yang kekeringan. Saya membawa rekaman theme song saya, Swingin' Down the Lane gubahan Les Elgart, siap memasangnya begitu saya masuk ke studio. Saat itu saya semakin gugup.

Kemudian Marshall Simmonds memannggil saya ke kantor untuk memberikan ucapan selamat. Setelah saya mengucapkan terima kasih kepadanya, ia bertanya, "Nama apa yang akan kau pakai?"
Kata saya,"Apa maksud Anda?"
"Yah, kau tidak dapat memakai Larry Zeiger. Ini soal etnik. Orang tak akan dapat mengeja atau mengingatnya. Kau perlu nama yang bagus. Kau tidak akan memakai Larry Zeiger."

Ia membuka Miami Herald di mejanya. Di situ ada sehalaman penuh King's Wholesale Liquors. Marshall menunduk, lalu berkata, "Bagaimana jika Larry King?"
"Oke."
"Baiklah. Itulah namamu-Larry King. Kau membawakan The Larry King Show."

Jadi, begitulah saya, dengan pekerjaan baru, bahkan nama baru. Datang saatnya berita pukul sembilan, dan saya duduk di dalam radio, diiringi Swingin' Down the Lane, siap menyiarkan The Larry King Show kepada pendengar. Mulut saya serasa seperti kapas, kering, tercekat.

Sebagai teknisi (seperti halnya di stasiun radio kecil), saya memulai theme song itu. Musik mulai. Lalu saya lirihkan perlahan agar saya bisa mulai bicara. Tetapi, ya ampun, tak ada kata yang keluar.

Lalu saya keraskan lagi musiknya... dan saya lirihkan lagi... tetapi, tetap saja tak ada kata yang keluar dari mulut saya sampai tiga kali. Satu-satunya yang terdengar oleh para  pendengar saya adalah rekaman lagu yang volumenya naik turun, tanpa diikuti suara manusia.

Saya masih ingat, saat itu saya berkata pada diri sendiri bahwa saya benar-benar bego; saya cuma seorang pembual jalanan, dan tak siap melakukannya secara profesional. Saya tahu bahwa saya suka jenis pekerjaan ini, tapi jelas juga bahwa saya sama sekali tak siap untuknya. Saya tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Akhirnya, Marshall Simmonds, orang yang telah begitu baik memberi saya kesempatan yang hebat, marah besar, semarah-marahnya seorang manajer. Ia menendang pintu ruang kontrol sampai terbuka dan mengucapkan empat kata kepada saya, keras dan jelas,"Ini bisnis komunikasi tahu?!"
Kemudian ia berbalik dan pergi sambil membanting pintu.
Saya langsung menghadap ke mikrofon dan mengucapkan kata-kata saya sebagai penyiar,"selamat pagi. Ini hari pertama saya di radio. Saya sudah lama ingin mengudara. Saya telah berlatih sepanjang akhir minggu kemarin. Lima belas menit lalu saya diberi nama baru. Saya telah membawa sebuah theme song yang siap diputar, tapi mulut saya kering. Saya gugup. General manajer saya baru saja menendang pintu dan berkata,"Ini bisnis komunikasi tahu?!"

Setelah mengucapkan sesuatu, saya jadi lebih yakin untuk memulai. Saya jadi mampu bicara, dan pertunjukkan selanjutnya berjalan lancar. Itulah awal karier bicara saya. Kini, saya tak pernah gugup lagi di radio.

KEJUJURAN 

Pagi itu di Miami Beach, satu hal yang saya pelajari mengenai bicara: Entah Anda mengudara atau tidak: Jujurlah.

Dengan prinsip itu Anda tidak akan salah, dalam dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apa pun. Arthur Godfrey mengatakan hal yang sama pada saya tentang cara menjadi penyiar yang berhasil: Biarkan para pendengar dan penonton merasakan pengalaman dan perasaan Anda. 

Ketika saya membuat debut sebagai pembawa talk show, di Miami juga, saya mempunyai pengalaman yang sama. Itulah kedua kalinya saya gugup di udara, selain pengalaman pertama di radio dulu.
Saya belum pernah tampil di televisi sebelumnya, dan saya merasa gugup. Produser menyuruh saya duduk di kursi putar. Kesalahan besar! Karena gugup, saya memutar-mutar kursi ke kiri ke kanan, dan setiap pemirsa di sana melihatnya. Benar-benar menggelikan.

Lalu saya menggunakan insting saya. Saya letakkan pemirsa di posisi saya. Saya beritahu pemirsa bahwa saya gugup. Saya katakan bahwa saya telah di radio selama tiga tahun, tapi ini pertama kali penampilan saya di televisi; dan bahwa seseorang menyuruh saya duduk di kursi putar ini.

Nah, dengan mengucapkan kata-kata itu sekarnag semua orang sudah tahu situasi saya, dan saya tidak gugup lagi. Saya lebih enak bicara, dan lebih berhasil di malam pertama saya di televisi, karena saya jujur kepada orang-orang yang saya ajak bicara.

Kemudian seseorang bertanya kepada saya,"Seandainya Anda berjalan-jalan di NBC New, lalu seseorang menggamit Anda dan menyuruh Anda duduk di kursi di dalam studio, menyodorkan setumpuk kertas pada Anda dan berkata,'Brokaw sakit. Kau yang mengudara,' dan lampu dinyalakan. Apa yang akan Anda lakukan?"
Saya katakan bahwa saya akan benar-benar jujur. Saya akan menatap kamera dan berkata,"Saya sedang berjalan-jalan di NBC ketika seseorang mengejutkan saya, menyodorkan kertas-kertas ini, dan berkata,'Brokaw sakit. Kau yang mengudara'."

Kalau saya berkata demikian, semua pemirsa akan tahu bahwa saya belum pernah membawakan berita; saya tak tahu apa yang terjadi; saya harus membaca sesuatu yang asing bagi saya; bahkan saya tidak tahu kamera mana yang yang harus dilihat. Dengan cara itu, saya menempatkan semua pemirsa berada di posisi saya. Mereka bisa memahami saya. Mereka tahu bahwa saya jujur kepada mereka, dan saya akan berusaha sebaik-baiknya melakukan apa yang harus saya lakukan untuk mereka.

Saya berhasil berkomunikasi dengan mereka, bukan hanya mengenai apa yang saya komunikasikan, tetapi juga dilema yang saya hadapi. Sekarang saya dalam posisi yang lebih baik berhadapan dengan mereka daripada seandainya saya berusaha mengingkarinya. Sebaliknya, jika saya dapat tampil percaya diri, segalanya berlangsung lancar, dan saya mampu mengkomunikasikannya kepada para pemirsa saya, saya mampu mengkomunikasikannya kepada para pemirsa saya, saya mampu mencapai semuanya itu karena alasan yang sama-saya menjadikan mereka bagian dari pengalaman saya.

FORMULA LAIN UNTUK KEBERHASILAN 

Sikap yang benar-kemauan untuk bicara, meski untuk pertama kali kita merasa tidak enak-merupakan unsur dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik. Setelah kegagalan saya di radio di Miami, saya membentuk sikap itu. Setelah berhasil mengatasi kasus demam mike itu, saya membuat komitmen bagi diri sendiri bahwa saya akan melakukan beberapa hal:
  1.  Saya akan tetap bicara.
  2.  Saya akan meningkatkan kemampuan bicara saya dengan melatihnya dengan serius.
Apa yang saya lakukan? Segala hal. Saya membawakan acara pagi, menyiarkan ramalan cuaca, mengisi sebagai reporter olahraga sore. Juga berita bisnis. Saya membacakan berita, menyampaikan pidato. Jika orang yang bertugas sakit atau ingin mengambil cuti, saya bersedia menggantikannya. Saya sambut setiap peluang untuk bicara di udara sesering mungkin. Tujuan saya adalah mengudara dan sukses di udara, maka saya katakan pada diri sendiri bahwa jika perlu saya harus melakukan apa yang dilakukan oleh Ted Williams-saya  berlatih lebih keras.

Anda juga dapat berlatih sebagai pembicara. Selain dengan buku-buku petunjuk dan, sekarang, video-video tentang cara bicara, banyak yang dapat Anda lakukan sendiri. Anda dapat bicara sendiri di seputar rumah atau apartemen Anda. Saya melakukannya. Tidak sering, cuma kadang-kadang. Saya hidup sendiri, sehingga dari waktu ke waktu saya bisa mengucapkan beberapa kata kepada diri sendiri atau mencoba sesuatu yang barangkali infin saya katakan nanti dalam pidato atau show saya. Saya tidak merasa kikuk melakukannya, meski tak ada seorang pun di sekitar saya. Anda dapat melakukan hal yang sama, Meskipun Anda tidak hidup sendirian. Anda dapat masuk ke kamar sendiri, atau di gudang, atau saat mengendarai mobil. Anda dapat segera berlatih bicara dengan lebih baik.

Anda dapat juga berdiri di depan kaca dan bicara kepada bayangan Anda. Ini merupakan teknik yang lazim, khususnya bagi orang-orang yang berusaha meningkatkan kemampuan mereka sebagai pembicara publik. Hal itu berguna juga untuk percakapan sehari-hari, dan dapat membantu Anda melatih diri membuat kontak mata, karena secara otomatis Anda akan menatap sosok di depan Anda, yaitu bayangan Anda di cermin.

Jangan menganggap saya tidak waras jika saya menganjurkan teknik berikut ini: bicaralah pada anjing, kucing, burung, atau ikan mas Anda. Bicara kepada hewan piaraan adalah cara yang hebat untuk berlatih bicara kepada sesama-dan Anda tidak perlu khawatir akan dibantah atau diinterupsi.

Di samping kemauan untuk melakukannya, Anda paling tidak memerlukan dua syarat untuk menjadi pembicara yang baik: perhatian yang dalam kepada orang lain dan keterbukaan diri Anda kepada mereka.

Saya pikir para pemirsa talk show malam saya di CNN dapat melihat dengan jelas bahwa saya menaruh perhatian pada para tamua saya. Saya pastikan untuk menatap mata mereka. (Kegagalan melakuakan ini menjadi kehancuran bagi banyak orang, dan akan kita bicarakan kemudian.) Kemudian saya majukan kursi saya dan saya ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai diri mereka.

Saya menghargai setiap orang dalam show saya-dari para presiden dan atlet Hall of Fame sampai ke Kermit si Katak dan Miss Piggy dan The Muppets, dan ya, saya berhasil. Anda tidak dapat bicara dengan sukses pada orang-orang, jika Anda menganggap Anda tidak tertarik pada yang mereka katakan, atau Anda tidak menghargai mereka.

Saya ingat Will Rogers pernah berkata,"Setiap orang banyak tidak tahunya, hanya saja mengenai masalah-masalah yang berbeda." Ada baiknya mengingat ini, entah Anda berbicara kepada satu orang saat Anda bekerja, atau kepada seorang tamu TV di depan sepuluh juta pasang mata. Yang perlu diingat, setiap orang adalah ahli dalam suatu hal. Paling tidak, setiap orang memiliki satu topik bahasan yang mereka suka membicarakannya.

Hargailah selalu keahlian itu. Para pendengar Anda selalu bisa membedakan apakah Anda menghargai mereka atau tidak. Jika merasa dihargai, mereka akan memerhatikan dengan lebih saksama saat Anda bicara. Jika tidak, apa pun yang Anda katakan atau Anda lakukan takkan dapat memikat mereka pada apa yang sedang Anda bicarakan.

Syarat terakhir dalam formula keberhasilan saya adalah keterbukaan tentang diri Anda sementara Anda bicara kepada orang lain, sebagaimana sikap terus terang saya kepada audiens saya ketika saya mengalami kasus demam mike yang berat di hati pertama siaran saya. Inti aturannya adalah perlakukan orang-orang lain sebagaimana Anda ingin mereka memperlakukan Anda. Ini berlaku pada percakapan juga. Anda harus seterbuka dan sejujur teman bicara Anda.

Ini tidak berarti bahwa Anda harus bicara tentang diri Anda sendiri sepanjang waktu atau membocorkan rahasia pribadi. Justru sebaliknya. Ingatkah Anda mendengar tentang batu empedu tetangga Anda? Atau akhir minggu rekan kerja Anda bersama mertuanya? Kemungkinan besar tidak. Jadi, jangan melulu gunakan cerita Anda sebagai bahan percakapan.

Pada saat yang sama, hendaknya  Anda mengungkapkan jenis informasi yang ingin Anda tanyakan kepada orang lain. Mengatakan kepada orang-orang apa latar belakang Anda, apa yang Anda sukai dan apa yang tidak, adalah bagian dari memberi dan menerima dalam percakapan. Begitulah cara mereka memngenal orang-orang.

Regis Philbin dan Kathie Lee Gifford adalah contoh pembicara yang baik, yang menunjukkan keterbukaan tentang diri mereka saat bicara kepada para tamu mereka. Mereka masuk ke dalam diri Anda dengan mudah dan alami, dan tidak ragu-ragu mengungkapkan selera nereja atau menceritakan kisah tentang diri mereka. Tanpa membuat diri menjadi pusat pembicaraan, mereka menjadi diri sendiri. Mereka tidak berusaha mengingkarinya. Jika cerita mereka menimbulkan nada sentimental atau jenis emosi lain, mereka tidak malu-malu menunjukkan perasaan mereka. Rethis dan Kathie Lee jelas tahu bahwa tidak ada salahnya menunjukkan sisi sentimental jika itu memang momen sentimental. Mereka menunjukkan ketakutan, kesedihan, atau apa saja yang ditimbulkan oleh suatu cerita atau dirasakan oleh para tamu. Para audiens di studio dan di rumah melihatnya dan merasakan keterbukaan dan ketulusan mereka.

Siapa pun yang pernah saya ajak bicara selama lebih dari beberapa menit, paling tidak tahu dua hal tentang diri saya: (1) Saya berasal dari Brooklyn dan (2) Saya orang Yahudi.

Bagaimana mereka tahu tentang saya? Karena saya menceritakan latar belakang saya kepada setiap orang yang berhubungan dengan saya. Itu merupakan bagian dari diri saya, jauh di dalam. Dan saya bangga sebagai orang Yahudi dan berasal dari Brooklyn. Jadi, banyak percakapan saya dimulai dengan referensi tentang latar belakang saya. Saya senang bercerita kepada orang lain.

Seandainya saya penggagap, akan saya katakan juga kepada teman bicara saya. "S-s-s-senang b-b-berkenalan d-d-dengan Anda. N-n-nama ss-saya Larry King. S-saya m-m-mempunyai masalah g-ga-gap, tapi saya senang bercakap-cakap d-dengan Anda."

Anda telah menunjukkan keadaan diri Anda. Anda tidak perlu khawatir bicara kepada seseorang, karena Anda telah menceritakan situasi Anda, yang bagaimanapun akan segera mereka ketahui. Anda telah mengatasinya, jadi tak ada pretensi. Percakapan itu memberikan kebebasan yang memungkinkan Anda berdua untuk semakin menikmatinya. Memang itu tidak akan menyembuhkan gagap Anda, tetapi jelas akan membantu Anda menjadi pembicara yang baik, di samping juga mendapatkan  rasa hormat dari orang yang Anda ajak bicara.

Mel Tillis, penyanyi country-western, menggunakan pendekatan ini. Kariernya sebagai penyanyi sangat sukses dan ia benar-benar mengesankan sebagai tamu dalam sebuah wawancara,  meskipun dia gagap. Itu tidak tampak jika Ia sedang bernyanyi, tapi tampak jelas ketika bicara. Mel tidak merasa rendah diri karenanya, melainkan menerimanya sepenuhnya, berkelakar tentangnya dan begitu santai menjadi dirinya sendiri, hingga Anda pun merasa nyaman juga.

Seorang tamu di show televisi saya di Florida lahir dengan langit-langit mulut terbelah. Sama sekali tidak mudah untuk memahami bicaranya. Tapi, ia senang tampil di Show saya dan bercerita tentang dirinya sendiri. Ia adalah seorang multijutawan, meski beberapa orang menganggapnya orang cacat. Bagaimana ia dapat menjadi multijutawan? Ia adalah seorang wiraniaga. Dia mendekati siapa pun yang ia ajak bicara tanpa pretensi dan tanpa berusaha menyembunyikan kenyataan bahwa ia "lucu kalau bicara". Ia berhasil karena ia mau menyesuaikan diri dengan keadaannya dan membantu orang lain menyesuaikannya.



Sumber :
[1] King, Larry. How To Talk Anyone, Anytime, Anywhere By Larry King (New York: Crown Publishers, 1994)

Seni Berbicara
kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja
GM 204 07.054
Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia
oleh PT Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI, Jakarta 1995

0 Response to " Pede Berbicara Apa Saja Tipsnya? "

Posting Komentar

silahkan berikan komentar Anda